Wednesday, June 24, 2009

Catatan Piala Konfederasi: Bola benar terbukti Bundar!

Acapkali dalam diskusi-diskusi tentang sepakbola, baik itu diskusi pakar dalam tayangan televisi atau sekedar obrolan kecil di warung kopi, kita mendengar istilah mengenai ‘Bola itu Bundar’. Istilah ini ingin mengatakan bahwa tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi dalam sebuah pertandingan sepakbola. Dan semalam adalah salah sebuah pembuktian kebenaran istilah tersebut. Pertandingan Semifinal antara Amerika Serikat vs Spanyol, berakhir dengan keunggulan Amerika Serikat (2-0), yang sebelumnya diprediksi tidak akan melangkah lebih jauh dalam kejuaraan antar juara benua ini.

Spanyol yang diatas kertas jauh mengungguli tim Sam’s Army, yang memiliki rekor mentereng dan merupakan juara Eropa, ternyata tak berkutik menghadapi taktik yang jitu dan determinasi serta semangat bertanding yang tinggi dari Amerika. Mungkin tidak ada yang menyangka sebelumnya, bahwa AS akan melangkah jauh hingga ke final, dikarenakan lolosnya mereka praktis dianggap sebagai sebuah keberuntungan (bukan karena penampilan yang impresif dan konsisten) sebab hal yang langka terjadi tim yang kalah 2 kali dan hanya memenangi 1 pertandingan dalam babap grup dapat melangkah ke fase knock out. Selain itu mereka akan menghadapi Spanyol yang mewakili dataran Eropa di semifinal, yang sebelumnya menampilkan sepakbola impresif di fase group (mencatat point sempurna), tim yang mencatat rekor 35 pertandingan tanpa kalah, dimana 15 pertandingan terakhir diakhiri dengan kemenangan, tim yang berperingkat 1 dunia (versi FIFA), tim yang bertabur bintang dengan skill diatas rata-rata. Siapa yang tidak kenal Fernando Torres, David Villa, Iker Casillas, Carles Puyol, Cesc Fabregas, dan pemain spanyol lainnya..? Mereka rata-rata adalah punggawa di klub-klub top eropa. Namun itulah sepakbola, segala hal bisa terjadi, dan AS tahu betul tentang falsafah tersebut.


Jika melihat pertandingan dinihari tadi, terus terang saya agak kecewa, sebab saya menantikan final ideal antara Spanyol vs Brazil. Bukan berarti saya adalah pendukung Spanyol, saya hanya ingin melihat bagaimana jika dua tim yang dinobatkan sebagai tim yang mempertontonkan sepakbola indah dan menyerang bertemu. Tapi sekali lagi, fakta berbicara lain! Pertandingan dinihari tadi jelas diluar dari catatan diatas kertas, yang jika ditilik dari aspek manapun Spanyol tentu lebih mengungguli AS.

TAKTIK JITU THE SAM’S ARMY
Apa yang membuat AS begitu efektif dalam pertandingan tersebut? Satu hal yang pasti, mereka tampil dengan taktik yang jitu. Pelatih AS mengatakan setelah pertandingan bahwa menghadapi tim sekelas Spanyol maka yang perlu dilakukan adalah bekerja dua kali lebih giat, dan mematikan pengatur serangan mereka. Dan bisa dilihat, ketika Xavi dipressing dengan begitu ketatnya, hingga ia tidak mampu mengirim umpan-umpan terobosan berbahaya sebagaimana keahlian yang dimilikinya. Saya yakin apa yang dikatakan oleh pelatih AS tersebut ada benarnya sebab telah terbukti diatas lapangan. Namun satu hal yang mungkin luput dari pengamatan, sebagaimana yang sering saya saksikan ketika sebuah tim (katakanlah AS) menghadapi tim yang kelasnya diatas mereka, atau tim yang mempertunjukkan sepakbola menyerang dari kaki ke kaki (katakanlah Spanyol), maka untuk mematikan pergerakan pemain dan umpan-umpan terukur tim tersebut adalah bermain dengan keras tapi bukan kasar. Hal inilah yang dipertunjukkan oleh tim AS pada pertandingan tersebut. Mereka tidak ragu untuk melakukan tackling-tackling dan body charging yang keras, bahkan gol pertama AS juga lahir dari situasi sebagaimana yang saya maksudkan. Altidore dengan tubuh yang kelihatan lebih kokoh dari center bek Spanyol berhasil memanfaatkan keunggulan posturnya untuk mencetak gol pertama di pertandingan tersebut. Dan setelah mereka berhasil leading, kemudian mereka menjaga keunggulan dengan bermain lebih defensif dan memainkan pola serangan balik.

Kondisi tersebut menurut saya mirip yang diperagakan oleh Chelsea ketika bertemu dengan Barcelona di pertandingan Semifinal Champions League musim kemarin. Di partai pertama, Chelsea memanfaatkan postur tubuh mereka yang kelihatan lebih kokoh ketimbang pemain Barcelona, memainkan permainan dengan tackling dan body charging yang keras tapi tidak kasar, termasuk memainkan sepakbola defensif hingga menutup peluang Barcelona untuk memetik kemenangan di kandangnya. Dan di partai kedua setelah mereka leading, mereka tetap menggunakan taktik yang sama, hanya kemudian Barcelona mampu lepas dari tekanan tersebut dan menggapi kemenangan berkat kejeniusan Messi dan Iniesta. Sayangnya, keberuntungan di menit-menit akhir pertandingan tersebut tidak terjadi dalam pertandingan dinihari tadi. Hingga 3 menit tambahan waktu di babak kedua tidak mampu menolong Spanyol untuk setidaknya menyamakan kedudukan dan menambah nafas mereka di turnamen konfederasi ini.

Nah.., apakah AS masih akan terus melanjutkan kejutan-kejutannya di final nanti..? Mungkin saja, bukankah Bola itu Bundar ?!

0 comments:

  © Blogger template 'Portrait' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP