Tuesday, June 30, 2009

Liga Indonesia. Kompleksitas Masalah yang tak kunjung selesai

Perhelatan laga puncak Copa Indonesia antara Sriwijaya FC berhadapan dengan Persipura berakhir dengan kemenangan WO untuk Sriwijaya FC dikarenakan ofisial dari Persipura melakukan mogok setelah protes mereka yang meminta penalti tidak ditanggapi oleh wasit. Kejadian ini tentu semakin mencoreng persepakbolaan Indonesia, ditengah upaya untuk membenahi persepakbolaan nasional.

Terkadang ketika emosi bersinggungan dengan akal sehat, maka emosilah yang memegang kendali. Hal ini yang rupanya masih banyak menghinggapi insan sepakbola tanah air kita. Ketidakmampuan mengendalikan emosi ketika menghadapi situasi yang tidak berpihak, akhirnya mengorbankan nilai-nilai sportifitas dari olahraga itu sendiri.

Kita tentu tahu bahwa wasit yang dalam hal ini sebagai pihak pengadil di atas lapangan, adalah juga manusia biasa. Mereka terkadang melakukan kesalahan. Ini adalah hal yang lumrah, bahkan juga terjadi di liga-liga yang tingkat kompetitifitasnya sangat tinggi. Bahkan belum hilang dalam ingatan bagaimana Chelsea meradang ketika dua dari sepakan mereka yang berpotensi menghasilkan penalti dimenit-menit akhir pertandingan semifinal Liga Champion ketika menjamu Barcelona, tidak ditanggapi wasit. Namun mereka tetap profesional, tetap melanjutkan pertandingan meski mungkin hatinya tetap dongkol. Seharusnya sikap seperti inilah yang patut untuk dicontoh. Jika tidak puas dengan kinerja wasit, bukankah ada wadah resmi untuk melayangkan protes atau gugatan? Ingat, bahwa Persipura merupakan salah satu tim elit di negeri ini, jika mereka saja tidak mampu mengendalikan emosi, bagaimana halnya dengan tim-tim yang berada di level kompetisi yang lebih rendah? Apakah ini potret dari sepakbola tanah air kita..?

Sayang memang jika kita melihat kebelakang, bahwa hal seperti ini adalah hal yang lumrah dalam sepakbola nasional, mogok bertanding, pertandingan bola berubah menjadi arena tinju, wasit yang diteror hingga pucat, jadwal pertandingan yang begitu sering berganti, dan lain sebagainya. Mungkin tidak salah jika banyak orang menilai bahwa semua masalah yang mencuat, pada prinsipnya bersumber dari satu hal, yakni manajemen sepakbola nasional yang carut marut. Kejadian-kejadian seperti diatas seharusnya dapat dijadikan cermin bahwa ada yang salah dalam mengelola kompetisi kita.

Lantas siapa yang harus bertanggung jawab membenahi semua ini? Kiranya kita tidak dapat hanya mengarahkan telunjuk pada segelintir pengurus PSSI saja, kita harus sadar bahwa ditingkat yang lebih kecil, setiap insan sepakbola dapat mengambil peran. Jika kita adalah pemain, maka bersikaplah seprofesional mungkin layaknya seorang pemain, berlatih dan bertanding dengan senantiasa menjunjung tinggi sportifitas dan fairplay. Jika kita adalah ofisial, maka berikanlah semangat dan panutan yang baik bagi para pemain. Jika kita adalah pihak pengadil (wasit) maka bekerjalah dengan semestinya, tanpa niat untuk menguntungkan salah satu pihak. Jika kita adalah penonton, mari menonton dengan memberikan applaus bagi yang bertanding, bukan datang dengan niat yang tidak-tidak. Masuk ke stadion dengan cara-cara yang legal, memberikan support kepada tim yang kita bela tanpa merendahkan tim dan suporter lawan. Jika kita adalah pengurus PSSI, pikirkanlah bagaimana seharusnya kompetisi yang baik digelar, dan kelola kompetisi tersebut secara benar, tanpa ada niat-niat untuk keuntungan pribadi atau golongan tertentu. Jika kita di pihak pemerintah, berikan dukungan yang semestinya agar olahraga ini dapat berkembang dengan sebaik-baiknya. dan yang terakhir, jika kita pengusaha yang kebetulan mendapatkan keuntungan dan rezeki dengan menggelar bisnis di tanah Indonesia ini, mari turut mengambil bagian untuk memajukan sepakbola Indonesia. Jika semua elemen ini menyatu dan sadar bahwa mereka dapat berperan, meski dalam cakupan yang sekecil-kecilnya, menurut saya olahraga ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap citra bangsa kita.

Mungkin demikian yang patut kita renungkan bersama...

0 comments:

  © Blogger template 'Portrait' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP